Nama : Kiki Nurmakiyah
NPM : 10507141
Kelas : 4PA05
Teori Periklanan teori Adalah Adalah Iklan Iklan bahwa Anak didirikan untuk menggunakan Masuk Sebayang penghalang diferensiasi Canada Produk. Menggunakan seperti perusahaan periklanan merek, terpisah dari merek lain, untuk sebuah gelar yang konsumen melihat bahwa tanda adalah produk yang sedikit berbeda, tidak sepenuhnya diganti oleh pesaing aktual atau potensial. Iklan tersebut sebuah Anak Penggunaan membedakan Dari Merek Merek lain untuk Melihat Yang Chicken Gelar Produk Yang berbeda Merek Adalah Sedik, regular tidak Sempurna Atau Dibuat digantikan ada yang hipotensi pesaing. Hal ini membuat sulit bagi pesaing baru untuk dijual ke konsumen (about.com: Ekonomi).
Syarat-syarat iklan adalah sebagai berikut
1. Bahasa Iklan
a. Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis
b. ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif
c. Disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan
2. Isi iklan
a. objektif dan jujur
b. singkat dan jelas
c. tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain
d. menarik perhatian banyak orang.
Dari syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan iklan maka harus diketahui juga pengertiannya.
Pengertian Iklan
a. iklan dapat diartikan sebagai berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak / orang
ramai tentang benda atau jasa yang ditawarkan.
b. Iklan dapat pula diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak / orang ramai mengenai barang
atau jasa yang dijual dan dipasang di dalam media massa, seperti surat kabar / koran, majalah dan
media elektronik seperti radio, televisi dan internet. Dari pengertian iklan tersebut dapat disimpulkan
bahwa iklan dibuat dengan tujuan untuk menarik perhatian dan mendorong atau membujuk pembaca
Iklan agar memiliki atau memenuhi permintaan pemasang iklan (oleh: Andai Yani, 28 Aggustus 2010)
Dalam elemen Attention, iklan harus mampu menarik perhatian khalayak sasaran. Untuk itu, iklan membutuhkan bantuan ukuran, penggunaan warna, tata letak, atau suara-suara khusus.
Untuk elemen Interest, iklan berurusan dengan bagaimana konsumen berminat dan memiliki keinginan lebih jauh. Dalam hal ini konsumen harus dirangsang agar mau membaca, mendengar, atau menonton pesan-pesan yang disampaikan. Selain itu, iklan juga harus memiliki komponen Desire, yaitu mampu menggerakkan keinginan orang untuk memiliki atau menikmati produk tersebut.
Setelah itu, iklan juga harus mempunyai elemen Conviction, yang artinya iklan harus mampu menciptakan kebutuhan calon pembeli. Konsumen mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh untuk membeli produk tersebut. Akhirnya, elemen Action berusaha membujuk calom pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian. Dalam hal ini dapat digunakan kata beli, ambil, hubungi, rasakan, bunakan, dan lain-lain.
Namun demikian, dalam era yang serba over comunication iklan ini, penulis iklan harus cukup hati-hati.
Sumber
http://id.shvoong.com/business-management/technology-operations-management/2043798-syarat-syarat-iklan/ : AndaiYani
Diterbitkan di: Agustus 28, 2010 Updated: Oktober 05, 2010
http://economics.about.com/library/glossary/bldef-market-power-theory-of-advertising.htm
Kekuatan Pasar Teori Periklanan
http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/03/belajar-iklan-rumus-iklan-yang-baik.html
Senin, 15 November 2010
Minggu, 24 Oktober 2010
STRATEGI PEMASARAN "ANDROID QWERTY TYPE Wiigo T1"
Penampilan awal Wiigo T1 tak ubahnya ponsel merk lokal. Bongsor, dengan keypad Qwerty. Beda dengan ponsel Android kebanyakan yang mengandalkan layer sentuh dengan interface utama. Kondisi ini diperparah dengan material cover plastic yang terkesan ‘murahan’. Kurang elegan dan mewah. Wiigo T1 merupakan ponsel Android bermerk paket lokal bundling operator (Indosat), yang dibandrol dengan harga cukup miring. Di bagian depan tertananm LCD TFT 65k warna berosolusi 320x240 piksel dengan diagonal 2. 5 inci. Lumayan luas untuk menampilkan jajaran menu utama di bagian bawahnya bercokol keypad QWERTY 35 tombol dengan tekstur yang rapat dan agak menyembul. Material plastiknya lumayan kompak, namun sedikit membal saat ditekan untuk pengetikan. Untuk panel control menu Wiigo T1 menyediakan trackball yang diapit sederet softkey dengan beberapa fungsi khusus. Ada tombol menu, back, call / end call serta tombol cepat kamera (Tabloid Pulsa, Edisi: 193, Hal: 6, 2010).
Sistem Operasi dan Paket Bundling
Ada tiga paket yang ditawarkan. Pertama, “paket Mail” yang layanan datanya menyangkut Wmail, Wiigo Massenger, Facebook, Yahoo Massenger, MSN, dan OCDG. Kedua “ Paket Sosio” yang menawarkan layanan akses jejaring social (Facebook & Twitter) dan Instang Messenging plus ODCG tanpa Email. Ketiga, “Paket Reguler” yang meliputi semua layanan yang standar dua paket di atas plus fasilitas browsing.
Fungsi Kamera
Wiigo T1 ditananmkan lensa beresolusi 2MP (1600x1200 piksel). Dengan hasil foto yang cukup terang, bisa mengirim MMS / Email engan cara online via aplikasi khusus (Bloo). Kamera Wiigo bisa juga untuk merekam video format klip filmnya adalaj 3gp. Gambar yang beresolusi 1.3MP (1280x1024 piksel) kekurangan kamera Wiigo T1 pengaturan picture size tidak bisa diakses dan harus menyisipkan memori lebih dulu untuk bisa menggunakan kamera. Kamera Wiigo T1 memang tak dilengkapi autofokus bahkan untuk pengambilan gambar dalam kondisi minim cahaya, tak disediakan lampu flash.
Rasanya sulit menggelontorkan ponsel Android tanpa menggandeng operator. Pasalnya, Ponsel Android sangat haus koneksi data. Ponsel Android akan optimal jika terus terkoneksi dengan jaringan data. Demikian yang dilakukan Wigo, pabrikan ponsel lokal, yang menggandeng Indosat untuk meluncurkan produk perdananya.
Specifications :
Product Info
Brand Wigo
Model T1
Price IDR 1,400,000.00
General
2G Network 800/1800/1900
Size
Dimensions 110 x 63 x 14 mm
Weight 125 gr
Display
Type TFT
Resolution 320 x 240 pixels
Diagonal 2.5 inchi
Color Depth 65K colors
Others - Trackball
- Full QWERTY keypad
Sound
Ringtone MP3
Others - Vibration
- Speakerphone
- 3.5 mm audio jack
Memory
Internal 128 MB
External microSD, up to 8GB
Data Transfer
GPRS Class 10
EDGE EDGE
Bluetooth v2.0 with A2DP Profile
USB Yes, v20 microUSB
Camera
Primary 2 MP, 1600x1200 pixels
Others - Video recorder
Other Features
OS Android OS 1.6
Processor PXA310 624 Mhz
Messaging SMS • MMS • Instant Messaging • E-mail
Multimedia Music Player • Video Player
Battery
Capacity 1000 mAh
Standby Time 100 Hours
Talk Time 3 Hours
Pemutar Musik / Video
Wiigo T1 dibekali pemutar media khusus untuk musik kita bisa menemukan icon menunya langsung di layer utama. Disuguhi 4 ikon pengelompokan lagu berdasarkan artis lagu atau playlist. Beda dengan video harus membuka via gallery. Tampilan media pada saat beroperasi tergolong nyaman. Untuk output Wiigo T1 terbilang jernih dengan speaker tepat disamping kamera dan suara yang cukup keras dengan dominasi suara treble. Dengan kualitas audio yang lebih maksimal player musik Wiigo T1 tak menyediakan pilihan equalizer.
Internet pada Wiigo T1
Wiigo T1 mengandalkan jalur EDGE dalam kecepatan akses dunia maya. Untuk internetan Wiigo T1 menanamkan browser khas ponsel Android termasuk fitur standar terkati menelusuri hala,an situs salah satunya kemampuan membuka beberapa halaman sekaligus dan melakukan bookmarking.
Opini
Dengan pemberlakuan paket bundling dan langganan layanan datanya bakal jadi batu sandungan ditambah system dan fasilitas bawaannya pun belum bisa dinikmati secara maksimal, meskipun sudah melakukan registrasi dan berlangganan data yang ditawarkan operator. Ponsel ini dilihat dari tampilannya terutama pada fitur-fitur nya yang lumayan lengkap kita pun merasa puas dengan adanya akses untuk browsing. Kemudian menu utamanya yang lumayan luas. Namun ponsel ini kurang memuaskan dalam mengambil gambar (foto) yang agak kuarang focus. Kemudian pada pemutar musik cukup bagus secara langsung kita dapat menemukan ikon secara langsung, namun kurangnya maksimal bahwa tidak adanya equalizer.
Sumber :
Tabloid Pulsa (Referensi Spesifikasi & Harga Handphone Terpecaya). Dwi Mingguan Edisi 193 Th VIII/2010/13-26 Oktober. Halaman 6
KIKI NURMAKIYAH
10507297
Sabtu, 09 Oktober 2010
Psikologi Konsumen
Nama : Kiki Nurmakiyah
Npm : 10507141
Kelas : 4Pa05
PSIKOLOGI KONSUMEN
Psikologi Konsumen
Adalah bidang studi di mana penerapan interdisipliner ekonomi dan studi psikologis dapat menjelaskan, dan mungkin memprediksi dengan ketepatan yang lebih besar, perilaku ekonomi dan soial konsumen kelompok dalam suatu masyarakat. Konsumsi, pemikiran ekonomi, uang penanganan gaya, sikap individu sebelum perubahan sosial dan ekonomi, penjelasan ketidaksetaraan dan mobilitas sosial, partisipasi dalam strategi intervensi konsumen, tabungan dan utang pola perilaku, strategi untuk penggunaan sumber daya, dan pembayaran dan penghindaran pajak adalah beberapa dasar umum bahwa Psikolog Ekonomi perlu khawatir dan harus menyelidiki relevansi bagi masyarakat mereka yang untuk masyarakat Kolombia. Disiplin psikologi chicken sangat menarik dari Pemasaran, Kepemilikan Modal periklanan, ekonomi, antropologi, psikologi sosial, dan psikologi kognitif. Namun, psikologi konsumen telah diakui sebagai wilayah sendiri penelitian sejak Perang Dunia II. Namun, psikologi Chicken telah diakui sebagai Wilayah Sendiri penelitian sejak Perang Dunia II. Salah satu psikolog konsumen pertama dicatat adalah John B. Watson, orang yang menyarankan bahwa iklan untuk bedak bayi Johnson & Johnson akan disusun untuk halus bermain di kecemasan dan ketidakamanan umumnya dirasakan oleh ibu baru. Salah Satu psikolog Chicken Pertama dicatat adalah John B. Watson, orang Yang menyarankan bahwa iklan untuk Bedak Bayi Johnson & Johnson akan disusun untuk halus Bermain di kecemasan dan ketidakamanan ibu umumnya dirasakan Baru Dibuat. Teknik-Nya mengenali daya tarik emosional iklan tetap menjadi landasan psikologi konsumen saat ini. Seperti disiplin lain, psikologi konsumen memiliki beberapa kemungkinan area spesialisasi. Pembongkaran lain disiplin, psikologi Chicken memiliki spesialisasi kemungkinan beberapa daerah. Beberapa psikolog konsumen mempelajari pengaruh dari iklan atau kemasan produk terhadap keputusan pembelian konsumen. Beberapa psikolog Chicken mempelajari pengaruh iklan atau kemasan dari chicken keputusan terhadap Pembelian. Lainnya fokus penelitian mereka tentang bagaimana perkawinan, orangtua, dan lain tahap kehidupan penting mempengaruhi perilaku konsumen. Lainnya fokus penelitian Tentang perkawinan mereka bagaimana, orangtua, dan kehidupan lain Tahap Chicken parts therapy terapi mempengaruhi.
Psikologi harga, atau bagaimana nilai yang dirasakan dari item ditentukan, adalah khusus yang populer dalam bidang psikologi konsumen. Psikologi harga, bagaimana atau nilai Yang dirasakan ditentukan Dari item, Khusus adalah keswan Yang populer.
Psikolog konsumen dapat menjadi peneliti, pendidik, konsultan, manajer, dan pembuat kebijakan. Chicken psikolog dapat menjadi Peneliti, pendidik, konsultan, Manajer, dan pembuat kebijakan. Sebuah gelar sarjana di bidang psikologi konsumen mempersiapkan Anda untuk pekerjaan entry level dengan biro iklan, perusahaan riset, lembaga pemerintah, dan perusahaan-perusahaan swasta yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang cara pelanggan berinteraksi dengan produk tertentu. Gelar sarjana psikologi c. Kepemilikan Modal Chicken Andari mempersiapkan untuk tingkat Ingin pekerjaan entri Artikel Baru biro iklan, riset anak pajak tangguhan, Lembaga pemerintah, dan anak pajak tangguhan Swasta Yang mempelajari lebih Lanjut Tentang cara pelanggan berinteraksi Artikel Baru Produk tertentu. Namun, gelar sarjana di bidang pemasaran, manajemen, atau iklan seringkali diperlukan sebelum kita bisa berharap untuk maju dalam bidang tersebut. Namun, Gelar sarjana di Pemasaran c. Kepemilikan Modal, Policy, iklan atau seringkali diperlukan at Bisa Kita berharap untuk maju kesawan tersebut
Perilaku Konsumen
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang. Proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, serta pengevaluasian prouk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keingnan perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Sedangkan untuk harga jual tinggi memenuhi kebutuhan konsumen dan menjamin kesejahteraan masyarakat. Konsumen akan lebih percaya dan memilih produk yang bisa menjamin kesejahteraan mereka. Dengan begitu, produsen masih tetap bisa mencapai tujuan utamanya, yaitu mendapatkan keuntungan, serta menjamin kesejahteraan konsumennya. Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif. Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
1. Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali maka dia disebut pengecer. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak kosumen.
Contoh: Saya memiliki tagihan internet dan telepon yang terdaftar dalam program PowerBill Mandiri. Dengan alasan tertentu saya ingin memberhentikan layanan tersebut dengan melakukan konfirmasi dan fax surat pernyataan penghentian ke pihak Mandiri. 2 Minggu kemudian saya telepon kembali untuk memastikan bahwa segalanya sudah beres, dan tidak ada masalah. Ternyata pada tagihan berikutnya masih terdapat pemotongan atas
2. Konsumsi
Konsumsi dari bahasa belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda baik berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika mendapat pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi aking menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.
3. Konsumtif
Arti konsumtif adalah perilaku yang boros yang mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan. Lalu apakah Anda seseorang yang hidup dengan berpenghasilan lumayan besar. Mungkin bagi Anda untuk bergaya hidup konsumtif tidak menjadi masalah berarti.
Contoh: Suatu hari teman kerja saya dengan hebohnya cerita -disela-sela kesibukan kantor- bahwa pagi itu, rumah tetangganya didatangi oleh beberapa penagih utang, atau bahasa kerennya Debt Collector. Seperti biasa, yang namanya penagih utang itu defaultnya pasti galak, dan bila ada beberapa orang penagih utang berkumpul jadi satu, maka sudah pasti akan jadi galak sekali.
4. Konsumerisme
Konsumerisme adalah paham atau ideology yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusi menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya. Kita harus sadar bagaimana kita harus memilih manakala kita memperoleh dana atau uang yang berlebih. Kepada kita semua hendaknya secara sadar harus melakukan perubahan paradigma. Bagaimana kita membiasakan diri untuk berpikir “berinvestasi”. Berinvestasi secara sederhana adalah dengan menabung, membeli barang-barang yang tahan lama yang dikemudian dapat dijual dengan harga yang stabil (misalnya emas), atau kita membeli surat-surat berharga (misal saham) dan sebagainya.
Contoh: manakala mereka yang memperoleh “Uang Kaget” dari MR.EM tersebut memiliki kebiasaan berfikir “investasi” dan bukan pandangan konsumerisme akan sangat baik jika uang tersebut dibelikan barang berharga misalnya emas. Dengan memiliki emas, tidak mengandung beban biaya yang harus dikeluarkan setelah pembelian.
Sumber:
http://www.masterstudies.co.id/MBA-MSc-Masters-Degree/Ilmu-Humaniora-dan-Ilmu-Sosial/Psikologi/Magister-Psikologi/Kolombia/Universidad-del-Norte/Master-Di-Bidang-Psikologi-Spesialisasi-Dalam-Ekonomi-Dan-Psikologi-Konsumen/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.wisegeek.com/what-is-consumer-psychology.htm
http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumsi
http://www.anthronic.com/index.php?itemid=182
http://www.butikbella.co.cc/gaya-hidup-konsumtif
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumerisme
http://intl.feedfury.com/content/19423840-budaya-konsumerisme.html
Npm : 10507141
Kelas : 4Pa05
PSIKOLOGI KONSUMEN
Psikologi Konsumen
Adalah bidang studi di mana penerapan interdisipliner ekonomi dan studi psikologis dapat menjelaskan, dan mungkin memprediksi dengan ketepatan yang lebih besar, perilaku ekonomi dan soial konsumen kelompok dalam suatu masyarakat. Konsumsi, pemikiran ekonomi, uang penanganan gaya, sikap individu sebelum perubahan sosial dan ekonomi, penjelasan ketidaksetaraan dan mobilitas sosial, partisipasi dalam strategi intervensi konsumen, tabungan dan utang pola perilaku, strategi untuk penggunaan sumber daya, dan pembayaran dan penghindaran pajak adalah beberapa dasar umum bahwa Psikolog Ekonomi perlu khawatir dan harus menyelidiki relevansi bagi masyarakat mereka yang untuk masyarakat Kolombia. Disiplin psikologi chicken sangat menarik dari Pemasaran, Kepemilikan Modal periklanan, ekonomi, antropologi, psikologi sosial, dan psikologi kognitif. Namun, psikologi konsumen telah diakui sebagai wilayah sendiri penelitian sejak Perang Dunia II. Namun, psikologi Chicken telah diakui sebagai Wilayah Sendiri penelitian sejak Perang Dunia II. Salah satu psikolog konsumen pertama dicatat adalah John B. Watson, orang yang menyarankan bahwa iklan untuk bedak bayi Johnson & Johnson akan disusun untuk halus bermain di kecemasan dan ketidakamanan umumnya dirasakan oleh ibu baru. Salah Satu psikolog Chicken Pertama dicatat adalah John B. Watson, orang Yang menyarankan bahwa iklan untuk Bedak Bayi Johnson & Johnson akan disusun untuk halus Bermain di kecemasan dan ketidakamanan ibu umumnya dirasakan Baru Dibuat. Teknik-Nya mengenali daya tarik emosional iklan tetap menjadi landasan psikologi konsumen saat ini. Seperti disiplin lain, psikologi konsumen memiliki beberapa kemungkinan area spesialisasi. Pembongkaran lain disiplin, psikologi Chicken memiliki spesialisasi kemungkinan beberapa daerah. Beberapa psikolog konsumen mempelajari pengaruh dari iklan atau kemasan produk terhadap keputusan pembelian konsumen. Beberapa psikolog Chicken mempelajari pengaruh iklan atau kemasan dari chicken keputusan terhadap Pembelian. Lainnya fokus penelitian mereka tentang bagaimana perkawinan, orangtua, dan lain tahap kehidupan penting mempengaruhi perilaku konsumen. Lainnya fokus penelitian Tentang perkawinan mereka bagaimana, orangtua, dan kehidupan lain Tahap Chicken parts therapy terapi mempengaruhi.
Psikologi harga, atau bagaimana nilai yang dirasakan dari item ditentukan, adalah khusus yang populer dalam bidang psikologi konsumen. Psikologi harga, bagaimana atau nilai Yang dirasakan ditentukan Dari item, Khusus adalah keswan Yang populer.
Psikolog konsumen dapat menjadi peneliti, pendidik, konsultan, manajer, dan pembuat kebijakan. Chicken psikolog dapat menjadi Peneliti, pendidik, konsultan, Manajer, dan pembuat kebijakan. Sebuah gelar sarjana di bidang psikologi konsumen mempersiapkan Anda untuk pekerjaan entry level dengan biro iklan, perusahaan riset, lembaga pemerintah, dan perusahaan-perusahaan swasta yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang cara pelanggan berinteraksi dengan produk tertentu. Gelar sarjana psikologi c. Kepemilikan Modal Chicken Andari mempersiapkan untuk tingkat Ingin pekerjaan entri Artikel Baru biro iklan, riset anak pajak tangguhan, Lembaga pemerintah, dan anak pajak tangguhan Swasta Yang mempelajari lebih Lanjut Tentang cara pelanggan berinteraksi Artikel Baru Produk tertentu. Namun, gelar sarjana di bidang pemasaran, manajemen, atau iklan seringkali diperlukan sebelum kita bisa berharap untuk maju dalam bidang tersebut. Namun, Gelar sarjana di Pemasaran c. Kepemilikan Modal, Policy, iklan atau seringkali diperlukan at Bisa Kita berharap untuk maju kesawan tersebut
Perilaku Konsumen
Adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang. Proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, serta pengevaluasian prouk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keingnan perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Sedangkan untuk harga jual tinggi memenuhi kebutuhan konsumen dan menjamin kesejahteraan masyarakat. Konsumen akan lebih percaya dan memilih produk yang bisa menjamin kesejahteraan mereka. Dengan begitu, produsen masih tetap bisa mencapai tujuan utamanya, yaitu mendapatkan keuntungan, serta menjamin kesejahteraan konsumennya. Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah. Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi yang intensif. Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
1. Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali maka dia disebut pengecer. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak kosumen.
Contoh: Saya memiliki tagihan internet dan telepon yang terdaftar dalam program PowerBill Mandiri. Dengan alasan tertentu saya ingin memberhentikan layanan tersebut dengan melakukan konfirmasi dan fax surat pernyataan penghentian ke pihak Mandiri. 2 Minggu kemudian saya telepon kembali untuk memastikan bahwa segalanya sudah beres, dan tidak ada masalah. Ternyata pada tagihan berikutnya masih terdapat pemotongan atas
2. Konsumsi
Konsumsi dari bahasa belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda baik berupa barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika mendapat pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi aking menjadi nasi beras rajalele. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.
3. Konsumtif
Arti konsumtif adalah perilaku yang boros yang mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan. Lalu apakah Anda seseorang yang hidup dengan berpenghasilan lumayan besar. Mungkin bagi Anda untuk bergaya hidup konsumtif tidak menjadi masalah berarti.
Contoh: Suatu hari teman kerja saya dengan hebohnya cerita -disela-sela kesibukan kantor- bahwa pagi itu, rumah tetangganya didatangi oleh beberapa penagih utang, atau bahasa kerennya Debt Collector. Seperti biasa, yang namanya penagih utang itu defaultnya pasti galak, dan bila ada beberapa orang penagih utang berkumpul jadi satu, maka sudah pasti akan jadi galak sekali.
4. Konsumerisme
Konsumerisme adalah paham atau ideology yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusi menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya. Kita harus sadar bagaimana kita harus memilih manakala kita memperoleh dana atau uang yang berlebih. Kepada kita semua hendaknya secara sadar harus melakukan perubahan paradigma. Bagaimana kita membiasakan diri untuk berpikir “berinvestasi”. Berinvestasi secara sederhana adalah dengan menabung, membeli barang-barang yang tahan lama yang dikemudian dapat dijual dengan harga yang stabil (misalnya emas), atau kita membeli surat-surat berharga (misal saham) dan sebagainya.
Contoh: manakala mereka yang memperoleh “Uang Kaget” dari MR.EM tersebut memiliki kebiasaan berfikir “investasi” dan bukan pandangan konsumerisme akan sangat baik jika uang tersebut dibelikan barang berharga misalnya emas. Dengan memiliki emas, tidak mengandung beban biaya yang harus dikeluarkan setelah pembelian.
Sumber:
http://www.masterstudies.co.id/MBA-MSc-Masters-Degree/Ilmu-Humaniora-dan-Ilmu-Sosial/Psikologi/Magister-Psikologi/Kolombia/Universidad-del-Norte/Master-Di-Bidang-Psikologi-Spesialisasi-Dalam-Ekonomi-Dan-Psikologi-Konsumen/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.wisegeek.com/what-is-consumer-psychology.htm
http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumsi
http://www.anthronic.com/index.php?itemid=182
http://www.butikbella.co.cc/gaya-hidup-konsumtif
http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumerisme
http://intl.feedfury.com/content/19423840-budaya-konsumerisme.html
Selasa, 30 Maret 2010
Rancangan Metode Kerja
1. Studi Tentang Waktu dan Gerak
Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk meng-ekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan mengenai prinsip-prinsip ekonomi gerakan diberikan selama tahap perancangan sistem kerja dari suatu industri, karena hal ini akan mempermudah modifikasi- bilamana diperlukan- terhadap hardware, prosedur kerja, dan lain-lain. Seperti yang umum dijumpai sekali mesin diinstalasikan atau fasilitas fisik pabrik dibangun maka yang terjadi adalah manusia harus segera mampu beradaptasi dengan kondisi-kondisi yang telah terpasang tersebut. Kondisi akan tetap tak berubah untuk periode yang lama, sehingga kalau demikian dirasakan kondisi itu tidak efisien ataupun tidak ergonomis; modifikasi akan terasa sulit dan tidak bisa dilaksanakan setiap saat. Berikut akan diuraikan beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan stasiun kerja :
• Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja, mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari.
• Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5 sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek (5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang terbesar (95-th percentile).
• Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan.
• Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja (mekanisme kendali atau display) untuk model atau type yang sama.
• Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri (terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses handling. Disamping itu bila mana memungkinkan suatu kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini. Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan" pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tanggungjawab untuk pelaksanaan untuk hal tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan (perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang secara khusus).
• Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak perpindahan.
• Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkin peralatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan diselenggarakan.
2. Metode Kerja
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatansudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinyaperalatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upayameningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itudisisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspadamenghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul.
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yangmempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalahkemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungandengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkankecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihakdengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja.Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk“fitting the job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan,sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknikbagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerjayang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”.Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
- Tehnik
- Fisik
- Pengalaman psikis
- Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan ototdan persendian
- Anthropometri
- Sosiologi
- Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen uptake, pols, dan aktivitas otot
Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja,inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampaikompleks. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasarpada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisimeubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membelifurniture sesuai dengan demensi fisik pekerja. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektifmisalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secaraobyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensisakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
3. Keamanan Dibidang Industri dan Pencegahan Kecelakaan dalam Kerja
Industri yang merupakan system Manajemen K3, karena itu secara khusus adanya pengelolaan risiko. Sebuah organisasi dapat menerapkan metode pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut mampu mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih prioritas risiko dan mengendalikan risiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang. Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko, penerapan kendali pengukuran yang diperlukan, yang mencakup:
• Aktivitas rutin dan nonrutin.
• Aktivitas personel yang memiliki akses pada tempat kerja (mencakup subkontraktor dan pengunjung).
• Fasilitas pada tempat kerja, yang disediakn oleh organisasi atau pihak lainnya.
Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko yang terkait dengan aktivitas harus dipastikan sesuai, cukup dan selalu tersedia. Semua tahapan ini menjdi dasar dalam pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen K3. Hal ini sangat penting karena itu identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya harus secara nyata ditetapkan.
Kondisi opersi normal, tidak normal dan kondisi darurat yang potensial juga harus mendapatkan perhatian. Serta yang tidak kalah penting yang harus kita ingat adalah ketika melakukan identifikasi bahaya potensial kita tidak saja melakukannya pada pekerjaan operasional saja, tapi jug pada segala aspek lainnya yang masih termasuk di dalam lingkup penerapan Sistem Manajemen K3, seperti pemeliharaan, house keeping, dan lain sebagainya. Sumber data yang dapat digunakan adalah:
• Persyaratan dan peraturan K3
• Kebijakan K3
• Rekaman insiden dan kecelakaan kerja
• Laporan ketidaksesuaian
• Hasil audit
• Komunikasi pada karyawan dan pihak terkait
• Informasi dari tinjauan aktivitas K3 karyawan
• Informasi dari perusahaan sejenis berupa insiden dan kecelakaan kerja yang terjadi
• Informasi pada fasilitas, proses dan kegiatan organisasi, mencakup prosedur, data pemantauan, data lingkungan dan tempat kerja.
Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk meng-ekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan mengenai prinsip-prinsip ekonomi gerakan diberikan selama tahap perancangan sistem kerja dari suatu industri, karena hal ini akan mempermudah modifikasi- bilamana diperlukan- terhadap hardware, prosedur kerja, dan lain-lain. Seperti yang umum dijumpai sekali mesin diinstalasikan atau fasilitas fisik pabrik dibangun maka yang terjadi adalah manusia harus segera mampu beradaptasi dengan kondisi-kondisi yang telah terpasang tersebut. Kondisi akan tetap tak berubah untuk periode yang lama, sehingga kalau demikian dirasakan kondisi itu tidak efisien ataupun tidak ergonomis; modifikasi akan terasa sulit dan tidak bisa dilaksanakan setiap saat. Berikut akan diuraikan beberapa ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan stasiun kerja :
• Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja, mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari.
• Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5 sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek (5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang terbesar (95-th percentile).
• Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan.
• Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja (mekanisme kendali atau display) untuk model atau type yang sama.
• Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri (terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses handling. Disamping itu bila mana memungkinkan suatu kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini. Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan" pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tanggungjawab untuk pelaksanaan untuk hal tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan (perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang secara khusus).
• Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak perpindahan.
• Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkin peralatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan diselenggarakan.
2. Metode Kerja
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatansudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinyaperalatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upayameningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itudisisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspadamenghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul.
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yangmempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalahkemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungandengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkankecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihakdengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja.Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk“fitting the job to the worker”, sementara itu ILO antara lain menyatakan,sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknikbagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerjayang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”.Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
- Tehnik
- Fisik
- Pengalaman psikis
- Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan ototdan persendian
- Anthropometri
- Sosiologi
- Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen uptake, pols, dan aktivitas otot
Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja,inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampaikompleks. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasarpada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisimeubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membelifurniture sesuai dengan demensi fisik pekerja. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektifmisalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secaraobyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensisakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
3. Keamanan Dibidang Industri dan Pencegahan Kecelakaan dalam Kerja
Industri yang merupakan system Manajemen K3, karena itu secara khusus adanya pengelolaan risiko. Sebuah organisasi dapat menerapkan metode pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut mampu mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih prioritas risiko dan mengendalikan risiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang. Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko, penerapan kendali pengukuran yang diperlukan, yang mencakup:
• Aktivitas rutin dan nonrutin.
• Aktivitas personel yang memiliki akses pada tempat kerja (mencakup subkontraktor dan pengunjung).
• Fasilitas pada tempat kerja, yang disediakn oleh organisasi atau pihak lainnya.
Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko yang terkait dengan aktivitas harus dipastikan sesuai, cukup dan selalu tersedia. Semua tahapan ini menjdi dasar dalam pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen K3. Hal ini sangat penting karena itu identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya harus secara nyata ditetapkan.
Kondisi opersi normal, tidak normal dan kondisi darurat yang potensial juga harus mendapatkan perhatian. Serta yang tidak kalah penting yang harus kita ingat adalah ketika melakukan identifikasi bahaya potensial kita tidak saja melakukannya pada pekerjaan operasional saja, tapi jug pada segala aspek lainnya yang masih termasuk di dalam lingkup penerapan Sistem Manajemen K3, seperti pemeliharaan, house keeping, dan lain sebagainya. Sumber data yang dapat digunakan adalah:
• Persyaratan dan peraturan K3
• Kebijakan K3
• Rekaman insiden dan kecelakaan kerja
• Laporan ketidaksesuaian
• Hasil audit
• Komunikasi pada karyawan dan pihak terkait
• Informasi dari tinjauan aktivitas K3 karyawan
• Informasi dari perusahaan sejenis berupa insiden dan kecelakaan kerja yang terjadi
• Informasi pada fasilitas, proses dan kegiatan organisasi, mencakup prosedur, data pemantauan, data lingkungan dan tempat kerja.
Minggu, 03 Januari 2010
KEPUASAAN KERJA
TUGAS PSIKOLOGI MANAJEMEN MINGGU KE 12
I. PENDAHULUAN
Dalam kepuasaan kerja menurut teori Maslow menempati peringkat yang tinggi. Karena ini berkaitan dengan adanya suatu tujuan manusia untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi dirinya dalam pekerjaan.
II. PERMASALAHAN
Dalam pendidikan profesi, bagaimanapun, para peneliti di '80-an menimbulkan pertanyaan tentang penerapan Maslow dan teori Herzberg untuk SD dan guru sekolah menengah: Jangan pendidik, pada kenyataannya, sesuai dengan profil bisnis rata-rata karyawan? That is, do teachers (1) respond to the same motivators that Herzberg associated with employees in profit-making businesses and (2) have the same needs patterns as those uncovered by Maslow in his studies of business employees? Itu adalah, apakah guru (1) menanggapi motivator yang sama yang berhubungan dengan karyawan Herzberg dalam pembuatan laba usaha dan (2) memiliki pola kebutuhan yang sama seperti yang ditemukan oleh Maslow dalam bisnis studinya karyawan?
III. TUJUAN
Pertama mencerna ini memberikan garis besar singkat dari Herzberg dan teori-teori Maslow. It then summarizes a study by members of the Tennessee Career Ladder Program (TCLP). Kemudian meringkas sebuah studi oleh anggota Karir Tennessee Tangga Program (TCLP). This study found evidence that the teachers in the program do not match the behavior of people employed in business. Specifically, the findings disagree with Herzberg in relation the importance of money as a motivator and, with Maslow in regard to the position of esteem in a person's hierarchy of needs. Studi ini menemukan bukti bahwa guru dalam program ini tidak cocok dengan perilaku orang yang bekerja dalam bisnis. Secara khusus, temuan tidak setuju dengan Herzberg dalam kaitannya dengan pentingnya uang sebagai motivator dan, dengan Maslow dalam kaitannya dengan posisi harga diri dalam orang hierarki kebutuhan.
IV. TEORI
Di antara berbagai perilaku umumnya percaya teori panjang dan memeluk dengan bisnis Amerika adalah mereka Frederick Herzberg dan Abraham Maslow. Herzberg, a psychologist, proposed a theory about job factors that motivate employees. Herzberg, seorang psikolog, mengusulkan sebuah teori tentang faktor-faktor pekerjaan yang memotivasi karyawan. Maslow, a behavioral scientist and contemporary of Herzberg's, developed a theory about the rank and satisfaction of various human needs and how people pursue these needs. Maslow, seorang ilmuwan perilaku dan kontemporer dari Herzberg, mengembangkan teori tentang pangkat dan kepuasan dari berbagai kebutuhan manusia dan bagaimana orang mengejar kebutuhan tersebut. These theories are widely cited in the business literature. Teori ini banyak dikutip dalam literatur bisnis.
Pada tahun 1954, pertama kali diterbitkan Maslow Motivasi dan Kepribadian, yang memperkenalkan teori tentang bagaimana orang memenuhi berbagai kebutuhan pribadi dalam konteks pekerjaan mereka. He postulated, based on his observations as a humanistic psychologist, that there is a general pattern of needs recognition and satisfaction that people follow in generally the same sequence. Dia mendalilkan, berdasarkan pengamatannya sebagai psikolog humanistik, bahwa ada pola umum kebutuhan dan kepuasan pengakuan bahwa orang-orang pada umumnya mengikuti urutan yang sama. He also theorized that a person could not recognize or pursue the next higher need in the hierarchy until her or his currently recognized need was substantially or completely satisfied, a concept called prepotency . Maslow's hierarchy of needs is shown in Table 1. Dia juga berteori bahwa seseorang tidak dapat mengenali atau mengejar kebutuhan yang lebih tinggi dalam hirarki sampai saat ini diakui atau perlu secara substansial atau benar-benar puas, sebuah konsep yang disebut hal melebihi. Hierarki Maslow kebutuhan ini ditunjukkan pada Tabel 1. It is often illustrated as a pyramid with the survival need at the broad-based bottom and the self-actualization need at the narrow top. Hal ini sering digambarkan sebagai piramida dengan kebutuhan hidup di bawah berbasis luas dan kebutuhan aktualisasi diri di atas sempit.
Table 1 Tabel 1
Maslow's hierarchy of needs Hierarki Maslow kebutuhan
Level Tingkat Type of Need Jenis Kebutuhan Examples Contoh
1 1 Physiological Fisiologis Thirst, sex, hunger Haus, seks, kelaparan
2 2 Safety Keselamatan Security, stability, protection Keamanan, stabilitas, perlindungan
3 3 Love and Belongingness Cinta dan kepemilikan To escape loneliness, love and be loved, and gain a sense of belonging Melarikan diri kesepian, mencintai dan dicintai, dan mendapatkan rasa memiliki
4 4 Esteem Esteem Self-respect, the respect others Diri-menghormati, yang menghormati orang lain
5 5 Self-actualization Aktualisasi diri To fulfill one's potentialities Untuk memenuhi potensi seseorang
According to various literature on motivation, individuals often have problems consistently articulating what they want from a job. Menurut berbagai literatur tentang motivasi, orang sering mengalami masalah secara konsisten mengartikulasikan apa yang mereka inginkan dari pekerjaan. Therefore, employers have ignored what individuals say that they want, instead telling employees what they want, based on what managers believe most people want under the circumstances. Oleh karena itu, pengusaha telah mengabaikan apa yang orang mengatakan bahwa mereka inginkan, bukan karyawan mengatakan apa yang mereka inginkan, berdasarkan apa yang manajer percaya kebanyakan orang ingin dalam situasi. Frequently, these decisions have been based on Maslow's needs hierarchy, including the factor of prepotency. Sering, keputusan ini telah didasarkan pada hirarki kebutuhan Maslow, termasuk faktor hal melebihi. As a person advances through an organization, his employer supplies or provides opportunities to satisfy needs higher on Maslow's pyramid. Sebagai orang kemajuan melalui suatu organisasi, majikannya pasokan atau memberikan kesempatan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi pada piramida Maslow.
TCLP study in relation to Herzberg's theory TCLP studi dalam kaitannya dengan teori Herzberg
According to Bellott and Tutor (1990), the problems with Herzberg's work are that it occurred in 1959--too long ago to be pertinent--and did not cover teachers. Menurut Bellott dan Guru (1990), masalah dengan pekerjaan Herzberg adalah bahwa hal itu terjadi pada tahun 1959 - terlalu lama yang lalu untuk menjadi yang bersangkutan - dan tidak mencakup guru. They cite earlier research by Tutor (1986) with Tennessee Career Ladder Program as a means of overcoming both those problems. Mereka mengutip penelitian sebelumnya oleh Guru (1986) dengan Program Ladder Karir Tennessee sebagai sarana untuk mengatasi kedua masalah tersebut. TCLP has three levels, the largest and beginning one of which (Level I) has 30,000 members. TCLP memiliki tiga tingkatan, yang terbesar dan salah satu dari yang awal (tingkat I) memiliki 30.000 anggota. Bellott and Tutor believe that the data from the study clearly indicate that the Level I participants were as influenced by motivation factors as by hygiene factors (Table 2), contrary to Herzberg's position that hygiene factors do not motivate. Tutor Bellott dan percaya bahwa data dari studi dengan jelas menunjukkan bahwa peserta Tingkat I adalah sebagai dipengaruhi oleh faktor-faktor motivasi dengan faktor higienis (Tabel 2), bertentangan dengan posisi Herzberg bahwa faktor higienis tidak memotivasi.
Table 2 Tabel 2
Distribution of motivation and hygiene tendencies Distribusi motivasi dan kebersihan kecenderungan
among teachers at the various di antara para guru di berbagai
Career Ladder levels (from Bellott and Tutor) Karir Tangga tingkatan (dari Bellott dan Guru)
Tendency Kecenderungan Level I Tingkat I Level II Tingkat II Level III Tingkat III Total Total
Motivation Motivasi 71 71 101 101 149 149 321 321
Hygiene Kebersihan 70 70 11 11 24 24 105 105
Total Total 141 141 112 112 173 173 426 426
The survey asked classroom teachers, "To what extent did salary influence your decision to participate in the (TCLP) program?" Survei kelas guru bertanya, "Sejauh manakah gaji mempengaruhi keputusan Anda untuk berpartisipasi dalam (TCLP) program?" Teachers responded using a scale of from 1 (little influence on deciding to participate in the program) to 7 (large influence). Guru menjawab dengan menggunakan skala dari 1 (sedikit pengaruh pada memutuskan untuk berpartisipasi dalam program) sampai 7 (pengaruh besar). The results for the four highest-average items, shown in Table 3, indicate that at all three levels teachers viewed salary as a strong motivating factor, easily the most important of 11 of Herzberg's hygiene factors on the survey. Hasil untuk empat item rata-rata tertinggi, yang ditunjukkan pada Tabel 3, menunjukkan bahwa pada ketiga tingkat gaji guru dipandang sebagai faktor motivasi yang kuat, dengan mudah yang paling penting dari 11 dari Herzberg faktor higienis di survei.
Table 3 Tabel 3
The importance of various of Herzberg's Pentingnya berbagai Herzberg's
hygiene factors in teachers' decisions to participate faktor higienis guru 'keputusan untuk berpartisipasi
in TCLP (from Bellott and Tutor) dalam TCLP (dari Bellott dan Guru)
Factor Faktor Level I Tingkat I Level II Tingkat II Level III Tingkat III
Personal life Kehidupan pribadi 3.658 3,658 4.794 4,794 4.984 4,984
Possibility for growth Kemungkinan pertumbuhan 4.013 4,013 5.528 5,528 5.394 5,394
Salary Gaji 5.980 5,980 6.500 6,500 6.468 6,468
Status Status 2.960 2,960 4.373 4,373 4.261 4,261
Items ranked lower than those shown were Interpersonal relations with peers, with students, and with superiors; job security; school policy and administration; supervisor; and working conditions. Produk peringkat lebih rendah daripada yang ditunjukkan adalah hubungan interpersonal dengan teman sebaya, dengan siswa, dan dengan atasan; pekerjaan tetap; kebijakan dan administrasi sekolah, pengawas, dan kondisi kerja.
On Herzberg's five motivation factors, achievement ranked as the most important one. Pada lima Herzberg faktor motivasi, prestasi digolongkan sebagai yang paling penting. However, the overall conclusion drawn from the research is that salary was the single most important influence on the teachers' decisions to participate in TCLP, regardless of level in the organization. Namun, keseluruhan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa gaji merupakan satu-satunya pengaruh yang paling penting para guru 'keputusan untuk berpartisipasi dalam TCLP, apapun tingkat dalam organisasi. Further, actual salary increases ranged from $1000 to 7000 per year. Selanjutnya, kenaikan gaji sebenarnya berkisar antara $ 1.000-7.000 per tahun. The teachers perceived the amount of salary increase to be tied to achievement and the other motivation factors. Para guru dianggap jumlah kenaikan gaji yang akan dikaitkan dengan prestasi dan faktor-faktor motivasi lain.
The study and Maslow's theory Studi dan teori Maslow
According to data from the TCLP survey, the teachers at all three experience levels are less satisfied with their personal achievement of esteem (a middle level need according to Maslow) than with their achievement of self-actualization. Menurut data dari survei TCLP, guru-guru di ketiga tingkat pengalaman kurang puas dengan pencapaian pribadi mereka harga diri (tingkat menengah perlu menurut Maslow) dibandingkan dengan pencapaian aktualisasi diri. These results are summarized in Table 4. Therefore, it can be concluded that self-actualization is a prepotent need for esteem. Two reasons seem to account for this. Hasil ini diringkas dalam Tabel 4. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aktualisasi diri merupakan kebutuhan yg melebihi harga diri. Dua alasan tampaknya account untuk ini. First, self-actualization provides the basis for self - esteem . Pertama, aktualisasi diri menyediakan dasar untuk pribadi - diri. Second, this self-actualized performance is also the basis for reputation, the esteem of others . Kedua, diri ini teraktualisasikan kinerja juga merupakan dasar untuk reputasi, harga diri orang lain.
Table 4 Tabel 4
Arithmetic means of perceived need Aritmatika berarti yang dirasakan perlu
deficiency areas by Career Ladder levels Kekurangan bidang dengan tingkat Tangga Karir
(from Bellott and Tutor) (dari Bellott dan Guru)
Teacher Level in TCLP Tingkat Guru di TCLP
Need Deficiency Perlu Kekurangan I Aku II II III III
Security Keamanan 1.4266 1,4266 1.0563 1,0563 0.7906 0,7906
Social Sosial 1.0312 1,0312 1.1537 1,1537 0.8747 0,8747
Esteem Esteem 2.1173 2,1173 2.3278 2,3278 1.9016 1,9016
Autonomy Otonomi 1.8640 1,8640 2.1188 2,1188 1.5052 1,5052
Self-actualization Aktualisasi diri 1.8265 1,8265 2.2883 2,2883 1.3792 1,3792
References Referensi
Bellott, FK, & Tutor, FD (1990). Bellott, FK, & Guru, FD (1990). "A Challenge to the Conventional Wisdom of Herzberg and Maslow Theories." "Suatu Tantangan ke Kebijaksanaan Konvensional Herzberg dan Teori Maslow." Paper presented at the Nineteenth Annual Meeting of the Mid-South Educational Research Association. Paper disajikan pada Pertemuan Tahunan Sembilan Belas Mid-South Educational Research Association. New Orleans, LA. New Orleans, LA.
Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, BB (1959). The Motivation to Work (2nd ed.). Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, BB (1959). The Motivation to Work (2nd ed.). New York: John Wiley & Sons. New York: John Wiley & Sons.
Maslow, AH (1970). Motivation and Personality (2nd ed.). Maslow, AH (1970). Motivation and Personality (2nd ed.). New York: Harper and Row. New York: Harper and Row.
Tutor, FD (1986). The Relationship between Perceived Need Deficiencies and Factors Influencing Teacher Participation in the Tennessee Career Ladder. Doctoral dissertation, Memphis State University, Memphis, TN. Tutor, FD (1986). Hubungan antara Perceived Need Kekurangan Guru dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi dalam Karir Tennessee Tangga. Doktor disertasi, Memphis State University, Memphis, TN.
Descriptors: Career Ladders; Elementary Secondary Education; Industrial Psychology; *Job Satisfaction; *Motivation; *Needs; *State Programs; *Teachers Descriptors: Karir tangga; Dasar Pendidikan Menengah; Industrial Psychology; * Job Satisfaction; * Motivasi; * Kebutuhan; * Negara Program; * Guru
V. ANALISIS MASALAH
Herzberg (1959) membangun sebuah paradigma dimensi dua faktor yang mempengaruhi sikap orang tentang pekerjaan. He concluded that such factors as company policy, supervision, interpersonal relations, working conditions, and salary are hygiene factors rather than motivators. Dia menyimpulkan bahwa faktor-faktor seperti kebijakan perusahaan, supervisi, hubungan antarpribadi, kondisi kerja, dan gaji adalah faktor higienis daripada motivator. According to the theory, the absence of hygiene factors can create job dissatisfaction, but their presence does not motivate or create satisfaction. Menurut teori, tidak adanya faktor-faktor higienis dapat membuat ketidakpuasan kerja, tetapi kehadiran mereka tidak akan memotivasi atau membuat kepuasan.
In contrast, he determined from the data that the motivators were elements that enriched a person's job; he found five factors in particular that were strong determiners of job satisfaction: achievement, recognition, the work itself, responsibility, and advancement. These motivators (satisfiers) were associated with long-term positive effects in job performance while the hygiene factors (dissatisfiers) consistently produced only short-term changes in job attitudes and performance, which quickly fell back to its previous level. Sebaliknya, ia ditentukan dari data yang motivator itu unsur-unsur yang diperkaya pekerjaan seseorang, ia menemukan lima faktor yang khususnya kuat penentu dari kepuasan kerja: prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan kemajuan. Motivator ini (satisfier ) yang berkaitan dengan jangka panjang efek positif pada kinerja pekerjaan sementara faktor higienis (dissatisfiers) secara konsisten diproduksi hanya jangka pendek perubahan dalam sikap dan kinerja kerja, yang dengan cepat jatuh kembali ke tingkat sebelumnya.
In summary, satisfiers describe a person's relationship with what she or he does , many related to the tasks being performed. Dissatisfiers , on the other hand, have to do with a person's relationship to the context or environment in which she or he performs the job. The satisfiers relate to what a person does while the dissatisfiers relate to the situation in which the person does what he or she does. Secara ringkas, satisfier menggambarkan hubungan seseorang dengan apa yang dia atau dia, banyak berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan. Dissatisfiers, di sisi lain, ada hubungannya dengan hubungan seseorang dengan konteks atau lingkungan di mana dia atau dia melakukan pekerjaan . The satisfier berhubungan dengan apa yang dilakukan seseorang sementara dissatisfiers berhubungan dengan situasi di mana orang melakukan apa yang dia lakukan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Although Herzberg's paradigm of hygiene and motivating factors and Maslow's hierarchy of needs may still have broad applicability in the business world, at least one aspect of each, salary as a hygiene factor (Herzberg) and esteem as a lower order need than self-actualization (Maslow), does not seem to hold in the case of elementary and secondary school teachers. Meskipun paradigma Herzberg kebersihan dan faktor-faktor motivasi dan hierarki Maslow kebutuhan mungkin masih memiliki luas diterapkan dalam dunia bisnis, setidaknya salah satu aspek dari masing-masing, gaji sebagai faktor kebersihan (Herzberg) dan penghargaan sebagai kebutuhan urutan lebih rendah daripada aktualisasi diri ( Maslow), tampaknya tidak berlaku dalam kasus dasar dan guru sekolah menengah. These findings may begin to explain why good teachers are being lost to other, higher paying positions and to help administrators focus more closely on the esteem needs of teachers, individually and collectively. Temuan ini mungkin mulai menjelaskan mengapa guru yang baik hilang lain, membayar lebih tinggi posisi dan fokus untuk membantu administrator lebih dekat pada kebutuhan penghargaan guru, secara individual dan kolektif.
1. Teori Kebutuhan dengan asumsi: semua orang sama, semua situasi sama, dan selalu ada "satu cara terbaik"
1.1. Teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow - Manusia Piramida
Abraham H. Maslow mendaftarkan 5 (lima) jenis kebutuhan manusia dari yang terendah hingga yang tertinggi:
1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan akan rasa aman 3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan status 5. Aktualisasi diri
1.2. Teori ERG Clayton Alderfer - Manusia Tiga Tingkat
Teori ini membagi kebutuhan hanya menjadi 3 (tiga) tingkat :
1. Kebutuhan Existence kebutuhan fisiologis dan rasa aman (dua tingkat pertama Maslow) 2. Kebutuhan Relatedness kebutuhan sosial dan struktur sosial (tingkat 3 Maslow) 3. Kebutuhan Growth kebutuhan pengembangan diri (tingkat 4 dan 5 Maslow)
2. Teori Perilaku Manusia Tikus
Teori ini mengamati pelbagai perilaku orang yang memang diasumsikan bisa diukur :
1. Jika seseorang memperoleh apa yang diinginkan, maka "penghargaan positif meningkatkan kinerja" (R+) 2. Jika seseorang menghindari apa yang tidak diinginkan, maka "penghargaan negatif meningkatkan kinerja" (R ) 3. Jika seseorang memperoleh apa yang tidak diinginkan, maka "hukuman menurunkan kinerja" (P+) 4. Jika seseorang tidak memperoleh apa yang diinginkan, maka "ancaman pemecatan menurunkan kinerja" (P )
2.1. Teori Efek Thorndike Manusia Pencari Kesenangan
Teori ini menyatakan bahwa jika yang dilakukan seseorang menyenangkan, ia akan lebih sering melakukannya; jika perilakunya buruk, ia pasti tidak akan mengulanginya. Jadi perilaku akan semakin melekat pada diri seseorang apabila:
1. Kesenangan atau kepedihan muncul seketika akibat suatu perilaku. 2. Kesenangan atau kepedihan tersebut terjadi berulang ulang. 3. Kesenangan atau kepedihan tersebut benar-benar dirasakan oleh orang tersebut.
2.2. Teori Analisis Transaksional Eric Berne Manusia Bermental Transaksi
Teori ini menyatakan bahwa salah satu motivator paling mendasar dan paling kuat bagi manusia adalah dihargai secara positif; menerima pengakuan pribadi dari orang lain. Seseorang membutuhkan "rangsangan" dari orang lain agar merasa puas secara emosional dan psikologis. Jika rangsangan positif tidak diberikan, mereka yang haus akan rangsangan ini akan semakin sulit diatur dan mengganggu hanya untuk mencari perhatian. Bahkan rangsangan negatif lebih baik dari pada diabaikan atau tidak menerima rangsangan sama sekali.
2.3. Teori Tujuan Manusia Bermental Sepak Bola
Teori ini menyatakan bahwa mencapai tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap orang menyukai kepuasan kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik. Saat seseorang menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya meningkat sebab:
• Ia akan berorientasi pada hal hal yang diperlukan • Ia akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut • Tugas tugas sebisa mungkin akan diselesaikan • Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Bawahan harus menyetujui dan menerima tujuan itu. Bila mereka berpikir sebuah tujuan terlalu sulit atau tidak penting, ia tidak akan ter-motivasi untuk mencapainya.
2.4. Teori Kelompok Manusia Sosial
Teori ini menyatakan bahwa suatu kelompok kerja cenderung menerapkan norma norma produksi mereka sendiri, dan memastikan anggota baru mereka untuk mengikuti aturan yang dibuat kelompok ter-sebut. Untuk melakukan hal ini, kelompok biasanya memakai beragam mekanisme sosial agar anggota baru tidak berproduksi secara berlebihan atau kurang.
2.5. Teori Dua Faktor Manusia Berkembang
Teori ini menyatakan bahwa "kepuasan" dan "ketidakpuasan" adalah dua vektor yang berbeda. Seseorang dapat menghindari ketidakpuasan, tetapi hal ini belum tentu memberi kepuasan.
Pemuas : Pekerjaan menarik, Pekerjaan menantang, Kesempatan berprestasi, Penghargaan, Promosi jabatan.
Faktor Darurat: Gaji, Pengawasan, Kondisi kerja, Keamanan kerja, Status.
3. Teori Proses dengan asumsi:
• Perilaku ditentukan oleh pelbagai macam factor • Setiap orang memutuskan sendiri perilaku mereka dalam organisasi • Setiap orang memiliki jenis kebutuhan, keinginan, dan tujuan yang berbeda beda dengan orang lain • Setiap orang memilih rencana perilaku berdasarkan persepsi (harapan) seberapa jauh perilaku tersebut akan mencapai hasil yang diharapkan
3.1. Model Teori Lawler Manusia Pengharap
Teori ini menyatakan. bahwa bawahan harus diarahkan pada peng-hargaan di masa yang akan datang, dari pada belajar dari masa lalu. Bila mereka melihat kemungkinan adanya penghargaan berdasarkan usaha mereka itu, mereka akan semakin bekerja keras, kinerja meningkat dan penghargaan pun diberikan. Akibatnya, hal ini memberi kepuasan yang meningkatkan usaha.
4. Teori Kecenderungan dengan asumsi:
• Setiap orang berbeda • Kepribadian berdampak pada motivasi • Setiap orang memiliki kebutuhannya sendiri sendiri
4.1. Teori Tiga Kebutuhan McClelland - Manusia Prestasi
Teori ini menyatakan bahwa bawahan menginginkan 3 (tiga) hal dari pekerjaannya:
• Prestasi (need of achievement) - n-Ach • Kekuasaan (need of power) - n-Power • Perhatian (need of affection) - n-Aff
4.2. Teori Percaya Diri Manusia Yang Membatasi Diri
Teori ini menyatakan bahwa bawahan hanya dapat berhasil mencapai target yang mereka yakini dapat mereka capai.
4.3. Teori Keadilan J. Stacy Adam Manusia Adil
Teori ini menyatakan bahwa ketika kita membandingkan dengan orang lain dan kita merasa lebih buruk. Kita melihat situasi kita sebagai kurang adil. Bukan hanya merasa frustrasi, motivasi pun terpengaruh. Ada dua kemungkinan tanggapan:
• Mengurangi usaha sehingga penghargaan tampak adil (menurunkan motivasi) • Berusaha meningkatkan penghargaan/pendapatan (meningkat-kan motivasi)
Bila itu tidak mungkin, kita menghapus kekecewaan dengan meng-undurkan diri dari organisasi tsb.
4.4. Teori Valensi Manusia Penjudi
Teori ini menyatakan bahwa manusia cenderung membuat pilihan dan mengambil risiko yang tersedia. Ia akan memilih perilaku yang akan memberinya hasil terbaik sesuai dengan apa yang diinginkan. Teori ini memungkinkan seseorang membuat keputusan secara sadar. Ada 3 (tiga) elemen penting:
• Hasil akibat apa yang mungkin timbul dari suatu perilaku • Valensi seberapa baik atau menarikkan hasil tersebut? • Harapan jika saya lakukan hal ini, akankah saya memperoleh hasil itu?
4.5. Teori X dan Y Donald McGregor – Manusia Baik dan Jahat
Teori ini menyatakan bahwa cara pandang seorang pemimpin akan mempengaruhi caranya memotivasi bawahan.
TEORI X – pemimpin menganggap bawahan :
• Membenci pekerjaannya • Membenci tanggung jawab • Tidak terlalu berambisi • Tidak mempunyai gagasan • Tidak mampu menyelesaikan masalah • Hanya memikirkan uang • Perlu dikendalikan secara ketat • Pemalas dan tidak dapat dipercaya
sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:
Mengatakan dengan jelas apa yang harus dilakukan, kapan dan Membuat Melakukan pengawasan secara ketat bagaimana melakukannya Tidak menghendaki adanya partisipasi semua keputusan seorang diri Mengharapkan kontribusi minimumPenghargaan hanya dalam bentuk gaji
TEORI Y pemimpin menganggap bawahan:
• Menikmati pekerjaannya • Bersedia memberi kontribusi • Bersedia menerima tanggung jawab • Dapat membuat keputusan bagi diri sendiri • Mampu menanggulangi masalah masalah • Mampu membuat rencana rencana jangka panjang dan mencapainya
sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:
Memberi kesempatan untuk membuat Memberi tanggung jawab Memberi mereka kesempatan memberikankeputusan atas pekerjaan Memberi penghargaan dengan cara lain,saran-saran dan menjalankannya bukan hanya dengan uang
http://video.okezone.com/tags/kebakaran
http://video.okezone.com/tags/ricuh
http://video.okezone.com/tags/siswa
http://pareonline.net/getvn.asp?v=5&n=11
http://www.google.co.id/search?q=kepuasaan+kerja+menurut+maslow
http://id.wikipedia.org/wiki/TEORI_MOTIVASI
I. PENDAHULUAN
Dalam kepuasaan kerja menurut teori Maslow menempati peringkat yang tinggi. Karena ini berkaitan dengan adanya suatu tujuan manusia untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi dirinya dalam pekerjaan.
II. PERMASALAHAN
Dalam pendidikan profesi, bagaimanapun, para peneliti di '80-an menimbulkan pertanyaan tentang penerapan Maslow dan teori Herzberg untuk SD dan guru sekolah menengah: Jangan pendidik, pada kenyataannya, sesuai dengan profil bisnis rata-rata karyawan? That is, do teachers (1) respond to the same motivators that Herzberg associated with employees in profit-making businesses and (2) have the same needs patterns as those uncovered by Maslow in his studies of business employees? Itu adalah, apakah guru (1) menanggapi motivator yang sama yang berhubungan dengan karyawan Herzberg dalam pembuatan laba usaha dan (2) memiliki pola kebutuhan yang sama seperti yang ditemukan oleh Maslow dalam bisnis studinya karyawan?
III. TUJUAN
Pertama mencerna ini memberikan garis besar singkat dari Herzberg dan teori-teori Maslow. It then summarizes a study by members of the Tennessee Career Ladder Program (TCLP). Kemudian meringkas sebuah studi oleh anggota Karir Tennessee Tangga Program (TCLP). This study found evidence that the teachers in the program do not match the behavior of people employed in business. Specifically, the findings disagree with Herzberg in relation the importance of money as a motivator and, with Maslow in regard to the position of esteem in a person's hierarchy of needs. Studi ini menemukan bukti bahwa guru dalam program ini tidak cocok dengan perilaku orang yang bekerja dalam bisnis. Secara khusus, temuan tidak setuju dengan Herzberg dalam kaitannya dengan pentingnya uang sebagai motivator dan, dengan Maslow dalam kaitannya dengan posisi harga diri dalam orang hierarki kebutuhan.
IV. TEORI
Di antara berbagai perilaku umumnya percaya teori panjang dan memeluk dengan bisnis Amerika adalah mereka Frederick Herzberg dan Abraham Maslow. Herzberg, a psychologist, proposed a theory about job factors that motivate employees. Herzberg, seorang psikolog, mengusulkan sebuah teori tentang faktor-faktor pekerjaan yang memotivasi karyawan. Maslow, a behavioral scientist and contemporary of Herzberg's, developed a theory about the rank and satisfaction of various human needs and how people pursue these needs. Maslow, seorang ilmuwan perilaku dan kontemporer dari Herzberg, mengembangkan teori tentang pangkat dan kepuasan dari berbagai kebutuhan manusia dan bagaimana orang mengejar kebutuhan tersebut. These theories are widely cited in the business literature. Teori ini banyak dikutip dalam literatur bisnis.
Pada tahun 1954, pertama kali diterbitkan Maslow Motivasi dan Kepribadian, yang memperkenalkan teori tentang bagaimana orang memenuhi berbagai kebutuhan pribadi dalam konteks pekerjaan mereka. He postulated, based on his observations as a humanistic psychologist, that there is a general pattern of needs recognition and satisfaction that people follow in generally the same sequence. Dia mendalilkan, berdasarkan pengamatannya sebagai psikolog humanistik, bahwa ada pola umum kebutuhan dan kepuasan pengakuan bahwa orang-orang pada umumnya mengikuti urutan yang sama. He also theorized that a person could not recognize or pursue the next higher need in the hierarchy until her or his currently recognized need was substantially or completely satisfied, a concept called prepotency . Maslow's hierarchy of needs is shown in Table 1. Dia juga berteori bahwa seseorang tidak dapat mengenali atau mengejar kebutuhan yang lebih tinggi dalam hirarki sampai saat ini diakui atau perlu secara substansial atau benar-benar puas, sebuah konsep yang disebut hal melebihi. Hierarki Maslow kebutuhan ini ditunjukkan pada Tabel 1. It is often illustrated as a pyramid with the survival need at the broad-based bottom and the self-actualization need at the narrow top. Hal ini sering digambarkan sebagai piramida dengan kebutuhan hidup di bawah berbasis luas dan kebutuhan aktualisasi diri di atas sempit.
Table 1 Tabel 1
Maslow's hierarchy of needs Hierarki Maslow kebutuhan
Level Tingkat Type of Need Jenis Kebutuhan Examples Contoh
1 1 Physiological Fisiologis Thirst, sex, hunger Haus, seks, kelaparan
2 2 Safety Keselamatan Security, stability, protection Keamanan, stabilitas, perlindungan
3 3 Love and Belongingness Cinta dan kepemilikan To escape loneliness, love and be loved, and gain a sense of belonging Melarikan diri kesepian, mencintai dan dicintai, dan mendapatkan rasa memiliki
4 4 Esteem Esteem Self-respect, the respect others Diri-menghormati, yang menghormati orang lain
5 5 Self-actualization Aktualisasi diri To fulfill one's potentialities Untuk memenuhi potensi seseorang
According to various literature on motivation, individuals often have problems consistently articulating what they want from a job. Menurut berbagai literatur tentang motivasi, orang sering mengalami masalah secara konsisten mengartikulasikan apa yang mereka inginkan dari pekerjaan. Therefore, employers have ignored what individuals say that they want, instead telling employees what they want, based on what managers believe most people want under the circumstances. Oleh karena itu, pengusaha telah mengabaikan apa yang orang mengatakan bahwa mereka inginkan, bukan karyawan mengatakan apa yang mereka inginkan, berdasarkan apa yang manajer percaya kebanyakan orang ingin dalam situasi. Frequently, these decisions have been based on Maslow's needs hierarchy, including the factor of prepotency. Sering, keputusan ini telah didasarkan pada hirarki kebutuhan Maslow, termasuk faktor hal melebihi. As a person advances through an organization, his employer supplies or provides opportunities to satisfy needs higher on Maslow's pyramid. Sebagai orang kemajuan melalui suatu organisasi, majikannya pasokan atau memberikan kesempatan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi pada piramida Maslow.
TCLP study in relation to Herzberg's theory TCLP studi dalam kaitannya dengan teori Herzberg
According to Bellott and Tutor (1990), the problems with Herzberg's work are that it occurred in 1959--too long ago to be pertinent--and did not cover teachers. Menurut Bellott dan Guru (1990), masalah dengan pekerjaan Herzberg adalah bahwa hal itu terjadi pada tahun 1959 - terlalu lama yang lalu untuk menjadi yang bersangkutan - dan tidak mencakup guru. They cite earlier research by Tutor (1986) with Tennessee Career Ladder Program as a means of overcoming both those problems. Mereka mengutip penelitian sebelumnya oleh Guru (1986) dengan Program Ladder Karir Tennessee sebagai sarana untuk mengatasi kedua masalah tersebut. TCLP has three levels, the largest and beginning one of which (Level I) has 30,000 members. TCLP memiliki tiga tingkatan, yang terbesar dan salah satu dari yang awal (tingkat I) memiliki 30.000 anggota. Bellott and Tutor believe that the data from the study clearly indicate that the Level I participants were as influenced by motivation factors as by hygiene factors (Table 2), contrary to Herzberg's position that hygiene factors do not motivate. Tutor Bellott dan percaya bahwa data dari studi dengan jelas menunjukkan bahwa peserta Tingkat I adalah sebagai dipengaruhi oleh faktor-faktor motivasi dengan faktor higienis (Tabel 2), bertentangan dengan posisi Herzberg bahwa faktor higienis tidak memotivasi.
Table 2 Tabel 2
Distribution of motivation and hygiene tendencies Distribusi motivasi dan kebersihan kecenderungan
among teachers at the various di antara para guru di berbagai
Career Ladder levels (from Bellott and Tutor) Karir Tangga tingkatan (dari Bellott dan Guru)
Tendency Kecenderungan Level I Tingkat I Level II Tingkat II Level III Tingkat III Total Total
Motivation Motivasi 71 71 101 101 149 149 321 321
Hygiene Kebersihan 70 70 11 11 24 24 105 105
Total Total 141 141 112 112 173 173 426 426
The survey asked classroom teachers, "To what extent did salary influence your decision to participate in the (TCLP) program?" Survei kelas guru bertanya, "Sejauh manakah gaji mempengaruhi keputusan Anda untuk berpartisipasi dalam (TCLP) program?" Teachers responded using a scale of from 1 (little influence on deciding to participate in the program) to 7 (large influence). Guru menjawab dengan menggunakan skala dari 1 (sedikit pengaruh pada memutuskan untuk berpartisipasi dalam program) sampai 7 (pengaruh besar). The results for the four highest-average items, shown in Table 3, indicate that at all three levels teachers viewed salary as a strong motivating factor, easily the most important of 11 of Herzberg's hygiene factors on the survey. Hasil untuk empat item rata-rata tertinggi, yang ditunjukkan pada Tabel 3, menunjukkan bahwa pada ketiga tingkat gaji guru dipandang sebagai faktor motivasi yang kuat, dengan mudah yang paling penting dari 11 dari Herzberg faktor higienis di survei.
Table 3 Tabel 3
The importance of various of Herzberg's Pentingnya berbagai Herzberg's
hygiene factors in teachers' decisions to participate faktor higienis guru 'keputusan untuk berpartisipasi
in TCLP (from Bellott and Tutor) dalam TCLP (dari Bellott dan Guru)
Factor Faktor Level I Tingkat I Level II Tingkat II Level III Tingkat III
Personal life Kehidupan pribadi 3.658 3,658 4.794 4,794 4.984 4,984
Possibility for growth Kemungkinan pertumbuhan 4.013 4,013 5.528 5,528 5.394 5,394
Salary Gaji 5.980 5,980 6.500 6,500 6.468 6,468
Status Status 2.960 2,960 4.373 4,373 4.261 4,261
Items ranked lower than those shown were Interpersonal relations with peers, with students, and with superiors; job security; school policy and administration; supervisor; and working conditions. Produk peringkat lebih rendah daripada yang ditunjukkan adalah hubungan interpersonal dengan teman sebaya, dengan siswa, dan dengan atasan; pekerjaan tetap; kebijakan dan administrasi sekolah, pengawas, dan kondisi kerja.
On Herzberg's five motivation factors, achievement ranked as the most important one. Pada lima Herzberg faktor motivasi, prestasi digolongkan sebagai yang paling penting. However, the overall conclusion drawn from the research is that salary was the single most important influence on the teachers' decisions to participate in TCLP, regardless of level in the organization. Namun, keseluruhan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa gaji merupakan satu-satunya pengaruh yang paling penting para guru 'keputusan untuk berpartisipasi dalam TCLP, apapun tingkat dalam organisasi. Further, actual salary increases ranged from $1000 to 7000 per year. Selanjutnya, kenaikan gaji sebenarnya berkisar antara $ 1.000-7.000 per tahun. The teachers perceived the amount of salary increase to be tied to achievement and the other motivation factors. Para guru dianggap jumlah kenaikan gaji yang akan dikaitkan dengan prestasi dan faktor-faktor motivasi lain.
The study and Maslow's theory Studi dan teori Maslow
According to data from the TCLP survey, the teachers at all three experience levels are less satisfied with their personal achievement of esteem (a middle level need according to Maslow) than with their achievement of self-actualization. Menurut data dari survei TCLP, guru-guru di ketiga tingkat pengalaman kurang puas dengan pencapaian pribadi mereka harga diri (tingkat menengah perlu menurut Maslow) dibandingkan dengan pencapaian aktualisasi diri. These results are summarized in Table 4. Therefore, it can be concluded that self-actualization is a prepotent need for esteem. Two reasons seem to account for this. Hasil ini diringkas dalam Tabel 4. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aktualisasi diri merupakan kebutuhan yg melebihi harga diri. Dua alasan tampaknya account untuk ini. First, self-actualization provides the basis for self - esteem . Pertama, aktualisasi diri menyediakan dasar untuk pribadi - diri. Second, this self-actualized performance is also the basis for reputation, the esteem of others . Kedua, diri ini teraktualisasikan kinerja juga merupakan dasar untuk reputasi, harga diri orang lain.
Table 4 Tabel 4
Arithmetic means of perceived need Aritmatika berarti yang dirasakan perlu
deficiency areas by Career Ladder levels Kekurangan bidang dengan tingkat Tangga Karir
(from Bellott and Tutor) (dari Bellott dan Guru)
Teacher Level in TCLP Tingkat Guru di TCLP
Need Deficiency Perlu Kekurangan I Aku II II III III
Security Keamanan 1.4266 1,4266 1.0563 1,0563 0.7906 0,7906
Social Sosial 1.0312 1,0312 1.1537 1,1537 0.8747 0,8747
Esteem Esteem 2.1173 2,1173 2.3278 2,3278 1.9016 1,9016
Autonomy Otonomi 1.8640 1,8640 2.1188 2,1188 1.5052 1,5052
Self-actualization Aktualisasi diri 1.8265 1,8265 2.2883 2,2883 1.3792 1,3792
References Referensi
Bellott, FK, & Tutor, FD (1990). Bellott, FK, & Guru, FD (1990). "A Challenge to the Conventional Wisdom of Herzberg and Maslow Theories." "Suatu Tantangan ke Kebijaksanaan Konvensional Herzberg dan Teori Maslow." Paper presented at the Nineteenth Annual Meeting of the Mid-South Educational Research Association. Paper disajikan pada Pertemuan Tahunan Sembilan Belas Mid-South Educational Research Association. New Orleans, LA. New Orleans, LA.
Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, BB (1959). The Motivation to Work (2nd ed.). Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, BB (1959). The Motivation to Work (2nd ed.). New York: John Wiley & Sons. New York: John Wiley & Sons.
Maslow, AH (1970). Motivation and Personality (2nd ed.). Maslow, AH (1970). Motivation and Personality (2nd ed.). New York: Harper and Row. New York: Harper and Row.
Tutor, FD (1986). The Relationship between Perceived Need Deficiencies and Factors Influencing Teacher Participation in the Tennessee Career Ladder. Doctoral dissertation, Memphis State University, Memphis, TN. Tutor, FD (1986). Hubungan antara Perceived Need Kekurangan Guru dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi dalam Karir Tennessee Tangga. Doktor disertasi, Memphis State University, Memphis, TN.
Descriptors: Career Ladders; Elementary Secondary Education; Industrial Psychology; *Job Satisfaction; *Motivation; *Needs; *State Programs; *Teachers Descriptors: Karir tangga; Dasar Pendidikan Menengah; Industrial Psychology; * Job Satisfaction; * Motivasi; * Kebutuhan; * Negara Program; * Guru
V. ANALISIS MASALAH
Herzberg (1959) membangun sebuah paradigma dimensi dua faktor yang mempengaruhi sikap orang tentang pekerjaan. He concluded that such factors as company policy, supervision, interpersonal relations, working conditions, and salary are hygiene factors rather than motivators. Dia menyimpulkan bahwa faktor-faktor seperti kebijakan perusahaan, supervisi, hubungan antarpribadi, kondisi kerja, dan gaji adalah faktor higienis daripada motivator. According to the theory, the absence of hygiene factors can create job dissatisfaction, but their presence does not motivate or create satisfaction. Menurut teori, tidak adanya faktor-faktor higienis dapat membuat ketidakpuasan kerja, tetapi kehadiran mereka tidak akan memotivasi atau membuat kepuasan.
In contrast, he determined from the data that the motivators were elements that enriched a person's job; he found five factors in particular that were strong determiners of job satisfaction: achievement, recognition, the work itself, responsibility, and advancement. These motivators (satisfiers) were associated with long-term positive effects in job performance while the hygiene factors (dissatisfiers) consistently produced only short-term changes in job attitudes and performance, which quickly fell back to its previous level. Sebaliknya, ia ditentukan dari data yang motivator itu unsur-unsur yang diperkaya pekerjaan seseorang, ia menemukan lima faktor yang khususnya kuat penentu dari kepuasan kerja: prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan kemajuan. Motivator ini (satisfier ) yang berkaitan dengan jangka panjang efek positif pada kinerja pekerjaan sementara faktor higienis (dissatisfiers) secara konsisten diproduksi hanya jangka pendek perubahan dalam sikap dan kinerja kerja, yang dengan cepat jatuh kembali ke tingkat sebelumnya.
In summary, satisfiers describe a person's relationship with what she or he does , many related to the tasks being performed. Dissatisfiers , on the other hand, have to do with a person's relationship to the context or environment in which she or he performs the job. The satisfiers relate to what a person does while the dissatisfiers relate to the situation in which the person does what he or she does. Secara ringkas, satisfier menggambarkan hubungan seseorang dengan apa yang dia atau dia, banyak berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan. Dissatisfiers, di sisi lain, ada hubungannya dengan hubungan seseorang dengan konteks atau lingkungan di mana dia atau dia melakukan pekerjaan . The satisfier berhubungan dengan apa yang dilakukan seseorang sementara dissatisfiers berhubungan dengan situasi di mana orang melakukan apa yang dia lakukan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Although Herzberg's paradigm of hygiene and motivating factors and Maslow's hierarchy of needs may still have broad applicability in the business world, at least one aspect of each, salary as a hygiene factor (Herzberg) and esteem as a lower order need than self-actualization (Maslow), does not seem to hold in the case of elementary and secondary school teachers. Meskipun paradigma Herzberg kebersihan dan faktor-faktor motivasi dan hierarki Maslow kebutuhan mungkin masih memiliki luas diterapkan dalam dunia bisnis, setidaknya salah satu aspek dari masing-masing, gaji sebagai faktor kebersihan (Herzberg) dan penghargaan sebagai kebutuhan urutan lebih rendah daripada aktualisasi diri ( Maslow), tampaknya tidak berlaku dalam kasus dasar dan guru sekolah menengah. These findings may begin to explain why good teachers are being lost to other, higher paying positions and to help administrators focus more closely on the esteem needs of teachers, individually and collectively. Temuan ini mungkin mulai menjelaskan mengapa guru yang baik hilang lain, membayar lebih tinggi posisi dan fokus untuk membantu administrator lebih dekat pada kebutuhan penghargaan guru, secara individual dan kolektif.
1. Teori Kebutuhan dengan asumsi: semua orang sama, semua situasi sama, dan selalu ada "satu cara terbaik"
1.1. Teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow - Manusia Piramida
Abraham H. Maslow mendaftarkan 5 (lima) jenis kebutuhan manusia dari yang terendah hingga yang tertinggi:
1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan akan rasa aman 3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan status 5. Aktualisasi diri
1.2. Teori ERG Clayton Alderfer - Manusia Tiga Tingkat
Teori ini membagi kebutuhan hanya menjadi 3 (tiga) tingkat :
1. Kebutuhan Existence kebutuhan fisiologis dan rasa aman (dua tingkat pertama Maslow) 2. Kebutuhan Relatedness kebutuhan sosial dan struktur sosial (tingkat 3 Maslow) 3. Kebutuhan Growth kebutuhan pengembangan diri (tingkat 4 dan 5 Maslow)
2. Teori Perilaku Manusia Tikus
Teori ini mengamati pelbagai perilaku orang yang memang diasumsikan bisa diukur :
1. Jika seseorang memperoleh apa yang diinginkan, maka "penghargaan positif meningkatkan kinerja" (R+) 2. Jika seseorang menghindari apa yang tidak diinginkan, maka "penghargaan negatif meningkatkan kinerja" (R ) 3. Jika seseorang memperoleh apa yang tidak diinginkan, maka "hukuman menurunkan kinerja" (P+) 4. Jika seseorang tidak memperoleh apa yang diinginkan, maka "ancaman pemecatan menurunkan kinerja" (P )
2.1. Teori Efek Thorndike Manusia Pencari Kesenangan
Teori ini menyatakan bahwa jika yang dilakukan seseorang menyenangkan, ia akan lebih sering melakukannya; jika perilakunya buruk, ia pasti tidak akan mengulanginya. Jadi perilaku akan semakin melekat pada diri seseorang apabila:
1. Kesenangan atau kepedihan muncul seketika akibat suatu perilaku. 2. Kesenangan atau kepedihan tersebut terjadi berulang ulang. 3. Kesenangan atau kepedihan tersebut benar-benar dirasakan oleh orang tersebut.
2.2. Teori Analisis Transaksional Eric Berne Manusia Bermental Transaksi
Teori ini menyatakan bahwa salah satu motivator paling mendasar dan paling kuat bagi manusia adalah dihargai secara positif; menerima pengakuan pribadi dari orang lain. Seseorang membutuhkan "rangsangan" dari orang lain agar merasa puas secara emosional dan psikologis. Jika rangsangan positif tidak diberikan, mereka yang haus akan rangsangan ini akan semakin sulit diatur dan mengganggu hanya untuk mencari perhatian. Bahkan rangsangan negatif lebih baik dari pada diabaikan atau tidak menerima rangsangan sama sekali.
2.3. Teori Tujuan Manusia Bermental Sepak Bola
Teori ini menyatakan bahwa mencapai tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap orang menyukai kepuasan kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik. Saat seseorang menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya meningkat sebab:
• Ia akan berorientasi pada hal hal yang diperlukan • Ia akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut • Tugas tugas sebisa mungkin akan diselesaikan • Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Bawahan harus menyetujui dan menerima tujuan itu. Bila mereka berpikir sebuah tujuan terlalu sulit atau tidak penting, ia tidak akan ter-motivasi untuk mencapainya.
2.4. Teori Kelompok Manusia Sosial
Teori ini menyatakan bahwa suatu kelompok kerja cenderung menerapkan norma norma produksi mereka sendiri, dan memastikan anggota baru mereka untuk mengikuti aturan yang dibuat kelompok ter-sebut. Untuk melakukan hal ini, kelompok biasanya memakai beragam mekanisme sosial agar anggota baru tidak berproduksi secara berlebihan atau kurang.
2.5. Teori Dua Faktor Manusia Berkembang
Teori ini menyatakan bahwa "kepuasan" dan "ketidakpuasan" adalah dua vektor yang berbeda. Seseorang dapat menghindari ketidakpuasan, tetapi hal ini belum tentu memberi kepuasan.
Pemuas : Pekerjaan menarik, Pekerjaan menantang, Kesempatan berprestasi, Penghargaan, Promosi jabatan.
Faktor Darurat: Gaji, Pengawasan, Kondisi kerja, Keamanan kerja, Status.
3. Teori Proses dengan asumsi:
• Perilaku ditentukan oleh pelbagai macam factor • Setiap orang memutuskan sendiri perilaku mereka dalam organisasi • Setiap orang memiliki jenis kebutuhan, keinginan, dan tujuan yang berbeda beda dengan orang lain • Setiap orang memilih rencana perilaku berdasarkan persepsi (harapan) seberapa jauh perilaku tersebut akan mencapai hasil yang diharapkan
3.1. Model Teori Lawler Manusia Pengharap
Teori ini menyatakan. bahwa bawahan harus diarahkan pada peng-hargaan di masa yang akan datang, dari pada belajar dari masa lalu. Bila mereka melihat kemungkinan adanya penghargaan berdasarkan usaha mereka itu, mereka akan semakin bekerja keras, kinerja meningkat dan penghargaan pun diberikan. Akibatnya, hal ini memberi kepuasan yang meningkatkan usaha.
4. Teori Kecenderungan dengan asumsi:
• Setiap orang berbeda • Kepribadian berdampak pada motivasi • Setiap orang memiliki kebutuhannya sendiri sendiri
4.1. Teori Tiga Kebutuhan McClelland - Manusia Prestasi
Teori ini menyatakan bahwa bawahan menginginkan 3 (tiga) hal dari pekerjaannya:
• Prestasi (need of achievement) - n-Ach • Kekuasaan (need of power) - n-Power • Perhatian (need of affection) - n-Aff
4.2. Teori Percaya Diri Manusia Yang Membatasi Diri
Teori ini menyatakan bahwa bawahan hanya dapat berhasil mencapai target yang mereka yakini dapat mereka capai.
4.3. Teori Keadilan J. Stacy Adam Manusia Adil
Teori ini menyatakan bahwa ketika kita membandingkan dengan orang lain dan kita merasa lebih buruk. Kita melihat situasi kita sebagai kurang adil. Bukan hanya merasa frustrasi, motivasi pun terpengaruh. Ada dua kemungkinan tanggapan:
• Mengurangi usaha sehingga penghargaan tampak adil (menurunkan motivasi) • Berusaha meningkatkan penghargaan/pendapatan (meningkat-kan motivasi)
Bila itu tidak mungkin, kita menghapus kekecewaan dengan meng-undurkan diri dari organisasi tsb.
4.4. Teori Valensi Manusia Penjudi
Teori ini menyatakan bahwa manusia cenderung membuat pilihan dan mengambil risiko yang tersedia. Ia akan memilih perilaku yang akan memberinya hasil terbaik sesuai dengan apa yang diinginkan. Teori ini memungkinkan seseorang membuat keputusan secara sadar. Ada 3 (tiga) elemen penting:
• Hasil akibat apa yang mungkin timbul dari suatu perilaku • Valensi seberapa baik atau menarikkan hasil tersebut? • Harapan jika saya lakukan hal ini, akankah saya memperoleh hasil itu?
4.5. Teori X dan Y Donald McGregor – Manusia Baik dan Jahat
Teori ini menyatakan bahwa cara pandang seorang pemimpin akan mempengaruhi caranya memotivasi bawahan.
TEORI X – pemimpin menganggap bawahan :
• Membenci pekerjaannya • Membenci tanggung jawab • Tidak terlalu berambisi • Tidak mempunyai gagasan • Tidak mampu menyelesaikan masalah • Hanya memikirkan uang • Perlu dikendalikan secara ketat • Pemalas dan tidak dapat dipercaya
sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:
Mengatakan dengan jelas apa yang harus dilakukan, kapan dan Membuat Melakukan pengawasan secara ketat bagaimana melakukannya Tidak menghendaki adanya partisipasi semua keputusan seorang diri Mengharapkan kontribusi minimumPenghargaan hanya dalam bentuk gaji
TEORI Y pemimpin menganggap bawahan:
• Menikmati pekerjaannya • Bersedia memberi kontribusi • Bersedia menerima tanggung jawab • Dapat membuat keputusan bagi diri sendiri • Mampu menanggulangi masalah masalah • Mampu membuat rencana rencana jangka panjang dan mencapainya
sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:
Memberi kesempatan untuk membuat Memberi tanggung jawab Memberi mereka kesempatan memberikankeputusan atas pekerjaan Memberi penghargaan dengan cara lain,saran-saran dan menjalankannya bukan hanya dengan uang
http://video.okezone.com/tags/kebakaran
http://video.okezone.com/tags/ricuh
http://video.okezone.com/tags/siswa
http://pareonline.net/getvn.asp?v=5&n=11
http://www.google.co.id/search?q=kepuasaan+kerja+menurut+maslow
http://id.wikipedia.org/wiki/TEORI_MOTIVASI
Langganan:
Postingan (Atom)